Harapan Seorang Anak
Air mata itu kembali menetes.
Kesedihan yang tak ku harapkan kembali datang.
Aku tau, Ini semua salah ku.
Aku yang membuat ia seperti ini, aku sadar akan itu semua.
Bukan air mata kesedihan yang aku inginkan.
Bukan kekecewaan yang aku harapkan.
Ma, melihat mu menangis adalah musibah terburuk ku.
Melihat mu terdiam adalah hal paling tak ku suka.
Cobalah tarik air mata itu dan katakan kepada ku ‘Mama baik-baik saja’
Doaku menyertaimu disetiap sembahyang malamku.
Tangisku terhadap dosaku padamu tak pernah terlewatkan.
Aku tau, saat aku lahir aku adalah anugrah terindah bagimu.
Doa-doa indah dan lantunan doa kau sertai untuk ku. Berangan-angan baik di masa depan.
Dengan sentuhan kalbu, Kau cium keningku.
Dan dengan itu semua kau buat malam yang dingin menjadi begitu hangat.
Ingin rasanya melihat senyum bahagia tersimpul di wajah mu.
Ingin sekali engkau berkata ‘Aku bangga memilikimu!’.
Itulah kebahagian yang sangat sempurna bagi ku.
Aku bukan anak kecil lagi. Aku sudah mengenal keras lembutnya dunia ini.
Taukah kamu apa hal yang paling aku takut kan? ‘Berpisah denganmu’
Ya, itulah yang aku takuti.
kelak suatu saat, entah kapan dan dimana pasti aku akan berpisah denganmu.
Perpisahanlah yang selalu menyadarkan aku tentang semua ini.
Ma, Maafkan aku yang sering membuat mu kecewa.
Maafkan aku yang sangat-sangat merepotkan mu.
Kelak suatu saat nanti, akan ku buat dirimu bangga terhadapku.
Tidak akan ada lagi air mata kesedihan membasahi pipimu.
Akan ku buat air mata kesedihan itu menjadi air mata bahagia yang tak akan pernah di lupakan.
Satu hal yang harus kau tau.
‘Mama adalah segalanya untukku. Aku sangat menyayangimu ma…..’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar